2

Tips Membeli dan Merawat Alat Dasar Snorkeling atau Diving

Mengapa harus membeli peralatan sendiri, sedangkan kita dapat menyewanya di pulau tujuan?

Ada beberapa alasan masuk akal yang saya temukan:

1. Kita tidak akan tahu /sulit menebak bagaimana kualitas alat sewaan di tempat tujuan

2. Tidak ada tipe maupun ukuran yang cocok untuk anda

3. Tempat penyewaan kehabisan stok

4. Tour guide / leader lupa menyewakan alat untuk anda (kejadian saat trip ke Krakatau)

5. Akan lebih ekonomis membeli alat sendiri apabila sering snorkeling maupun diving

2

Alat-alat dasar apa saja yang sebaiknya dimiliki?

Untuk snorkeling dibutuhkan 3 item: Mask + Snorkel + Fin
Untuk diving dibutuhkan 4 item: Mask + Snorkel + Fin + Wetsuit (sebelum BCD dan kawan-kawan)

Apa bedanya peralatan dasar snorkeling dan diving? Bagaimana membedakan mereka?

Perbedaan mendasar peralatan snorkeling dengan yang memang ditujukan untuk diving adalah di build quality atau kualitas bahan. Cara membedakannya adalah dengan membandingkan harga, melihat petunjuk manual / googling mengenai alat tersebut, bertanya kepada penjaga toko dan mengetes langsung di kolam dalam.

Noseclip dan earplug?

Noseclip sudah tidak dibutuhkan apabila menggunakan mask, sedangkan penggunaan earplug tidak disarankan untuk kedalaman di atas 3 meter karena akan merusak telinga dari tekanan air yang ada.

1. MASK

Snorkeling vs Diving type

Mask snorkeling umumnya memiliki karet silicone hasil campuran dengan PVC, sedangkan mask diving menggunakan silicone murni. Silicone murni memiliki karakter lebih lembut dan lebih fit di wajah dibandingkan mask snorkeling (Comfort + Perfect Fit adalah syarat utama untuk mask diving). Untuk kaca, saat ini umumnya keduanya sudah menggunakan tempered glass sebagai materialnya meskipun masih ada yang menggunakan plastik untuk snorkeling mask.

Mask pribadi vs Mask sewaan?

Sudah jelas lebih unggul mask punya sendiri, lebih nyaman dan aman. Mask sewaan terutama untuk snorkeling biasanya memiliki karet silikon yang sudah tidak kedap / good seal di wajah sehingga dapat menyebabkan kebocoran.

Cara memilih Mask

Pasangkan masker ke wajah anda sembari menghadap ke lantai, tarik napas melalui hidung lalu ditahan kemudian lepaskan pegangan tangan anda dari masker. Apabila masker menempel pada wajah anda, berarti kemungkinan besar cocok dengan wajah anda. Tapi jangan senang dulu, mask Tusa ‘reef tourer’ seharga 200 ribu yang saya tes di toko sudah menempel di wajah saat dicoba, akan tetapi menjadi tidak terlalu kedap ketika di kolam 3 meter karena bahan silikonnya agak kaku dan membal, berbeda dengan mask Sherwood ‘oracle’ seharga di atas 800 ribu milik saya yang memiliki silikon yang lembut serta fit di wajah. Memang harga tidak pernah bohong dalam hal ini.

Perhatikan juga strap yang ada, ukuran serta volume udara di dalam mask. Pilihlah mask dengan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran wajah anda, jangan pilih yang terlalu kecil karena nanti wajah akan kurang nyaman ketika mask mendapat tekanan air di kedalaman, dan jangan pula memilih yang terlalu besar karena kemungkinan bisa bocor saat di dalam air.

Karet silicone transparan vs hitam

Secara kualitas umumnya tidak berbeda, hanya saja yg hitam membuat pandangan menjadi lebih fokus ke depan ketika di dalam air.

Mask with purge valve / semacam katup di dalam nose pocket?

Purge valve adalah fitur tambahan untuk dive mask, bukan hal wajib untuk diving. Hanya saja mempermudah saat melakukan mask clearing tanpa harus menahan bagian atas masker dengan tangan. Tidak masalah apabila mask anda tidak mempunyai fitur ini.

Mask with nose pocket vs Swimming googles?

Jangan aneh-aneh, swimming google atau kacamata renang standar hanya diperuntukkan di kolam renang. Untuk diving, dibutuhkan nose pocket untuk melakukan mask equalization (baca di buku manual diver) sedangkan kacamata renang biasa tidak memiliki akses udara dari hidung ke mata. Akan tetapi apabila anda lebih nyaman dengan swim google, batasan anda hanya sampai snorkeling dan shallow free-diving (up to 6-7 meters) selebihnya mata anda akan sakit terkena tekanan air. Noseclip juga dapat digunakan dalam hal ini untuk mencegah air masuk ke hidung.

6 kesimpulan karakter mask yang baik (source: PADI OWD Manual):

1. Tempered glass (apabila retak, tidak langsung pecah berkeping-keping)

2. Close fit, good seal

3. Memiliki nose pocket standar (untuk kemudahan saat equalization)

4. Low profile / volume (berguna saat mask flood & clearing di dalam air)

5. Strap yang mudah diatur dan nyaman saat dipasang

6. Sudut pandang cukup luas

Harga

Untuk mask snorkeling, berkisar Rp 100-300 ribu saat ini. Untuk mask diving biasanya paling murah sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1.5 juta saat ini.

Maintenance

Saat pertama membeli, usapkan sedikit odol / pasta gigi pada bagian dalam kaca hingga merata untuk menghilangkan sisa lapisan pelindung yang dapat menyebabkan fogging / embun ketika di dalam air, bilas sampai bersih dengan air, ulangi hal ini hingga 2-3 kali apabila diperlukan. Sehabis digunakan di kolam maupun laut, cuci bersih dengan menggunakan sabun bayi maupun sabun sunlight, bilas hingga bersih kemudian keringkan dengan digantung maupun di angin-angin dengan kipas di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah kering, simpan di dalam box khusus mask dan jauhkan dari sinar matahari langsung dan kontak / sentuhan dengan bahan karet lainnya (khususnya neoprene rubber).

Defogging mask

Ada 3 cara untuk defog, dengan mengoleskan ketiga bahan ini di sisi dalam lensa mask:

1. Menggunakan mask defogger, bilas secukupnya dengan air
2. Menggunakan sabun / shampoo bayi, bilas secukupnya dengan air

3. Oleskan air ludah / liur / saliva secukupnya Selalu lakukan defog sebelum memulai snorkeling / diving, apabila mengalami fogging kembali, bisa menggunakan ketiga cara tersebut kembali maupun melakukan teknik mask flood & clearing di dalam air.

snorkelflexible

Choosing a good snorkel gear (Photo courtesy: www.pusatmarine.com)

2. SNORKEL

Snorkeling vs Diving type

Sama saja, untuk diving tidak perlu snorkel yang special. Snorkel tetap dibutuhkan saat diving untuk menghemat udara di tabung saat berada di permukaan.

Snorkel pribadi vs Snorkel sewaan?

Anda tahu bagaimana snorkel sewaan dicuci?

Cara memilih Snorkel

Ada 2 tipe utama snorkel: Standard Snorkel & Dry Snorkel. Perbedaannya adalah dry snorkel memiliki semacam katup di ujung pipa yang akan menutup apabila snorkel terendam air dan umumnya juga terdapat purge valve di dekat mouthpiece, meminimalisasi masuknya air ke dalam pipa sehingga memudahkan untuk snorkel clearing / blast. Lalu ada 2 tipe sekunder untuk bagian lengkung snorkel, fixed model (hard) dan accordion model (flexible, bendable). Saran saya, beli yang model akordeon (seperti gambar di atas) karena memudahkan mulut kita untuk menggapai mouthpiece karena bentuknya yang fleksible dan tidak ‘melawan’ saat ditarik.

Bahan transparan vs berwarna

Sama saja kualitasnya, hanya saja yang transparan lebih aman untuk dibersihkan karena akan terlihat apabila bagian dalamnya masih ada kotoran.

3 kesimpulan karakter snorkel yang baik (source: PADI OWD Manual):

1. Diameter pipa yang cukup besar, memudahkan dalam mengambil nafas sehingga tidak sesak

2. Tidak terlalu panjang (normalnya 47 cm / 17 inch), supaya tidak terlalu banyak sisa CO2 yang kita hirup kembali di dalam pipa

3. Kelengkungan yang baik sehingga memudahkan untuk dicapai oleh mulut

Harga

Untuk tipe snorkeling, berkisar Rp 50 ribu – 150 ribu Untuk tipe diving, berkisar Rp 200 – 600 ribu

Maintenance

Tidak ada cara khusus untuk maintenance snorkel pipe, hanya saja sehabis digunakan dari kolam maupun laut dicuci bersih dengan air mengalir (dengan sabun bayi / sunlight juga ideal terutama untuk mouthpiece), keringkan dan simpan dengan menggunakan cara yang sama untuk merawat mask sebelumnya.

diving-fins

Diving fins (Photo courtesy: www.pusatmarine.com )

3. FIN

Snorkeling vs Diving type

Untuk tipe diving biasanya memiliki design lebih kompleks dan bagus, serta bahan yang lebih baik dan panjang dibandingkan tipe snorkeling.

Fin pribadi vs Fin sewaan?

Hanya anda dan Tuhan yang tahu persis berapa ukuran kaki anda. Lebih aman memiliki fin sendiri dengan ukuran yang fit untuk kaki anda.

Scuba Fin vs Freediving Fin

Untuk scuba diving tidak dibutuhkan fin dengan panjang blade seperti freediving fin karena unsur kecepatan tidak terlalu penting. Akan tetapi pilihlah jenis fin yang memiliki thrust power / dorongan yang cukup kuat untuk bergerak dengan tenaga minimal di dalam air.

Cara memilih Fin (khususnya diving fin)

Ada 2 tipe utama fin: Full foot & Open heels. Untuk tipe full foot, tidak diperlukan sepatu tambahan, jadi tinggal langsung memasukkan kaki ke dalam foot pocket yang ada. Sedangkan untuk tipe open heels memerlukan tambahan sepatu / booties, kemudian dikencangkan dengan strap yang ada. Untuk memilih ukuran tipe full foot, ada baiknya menjajal langsung di toko dengan beberapa ukuran yang mendekati ukuran kaki anda. Sebaiknya tidak kendor dengan pertimbangan karet neoprene dari footpocket lambat laun akan kendur, maupun terlalu ketat sehingga dapat mengakibatkan kaki kram.

Untuk diving di perairan yang hangat / tropis cocok menggunakan tipe full foot, akan tetapi untuk perairan yang dingin akan lebih baik menggunakan tipe open heels karena dibantu dengan booties sebagai penghangat.

Untuk diving dari pinggir pantai (terutama pantai berbatu seperti di Tulamben, Bali) opsi terbaik adalah menggunakan tipe open heels, karena dari pantai anda memerlukan perlindungan dari booties untuk kaki anda, untuk kemudian memasang fin ketika kedalaman air sudah cukup dalam. Untuk blade nya sendiri, ada 2 tipe sekunder yaitu full blade & split blade. Full blade adalah model standar kebanyakan fin sedangkan split blade adalah model dengan blade yang terbelah 2 untuk mengurangi resistensi kicking dalam air tetapi memiliki thrust power yang lebih rendah dibandingkan full blade model.

Kesimpulan karakter fin yang baik (source: PADI OWD Manual):

Best fit dengan ukuran kaki

Harga

Untuk tipe snorkeling, berkisar Rp 150 ribu – 350 ribu Untuk tipe diving, berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 2 juta

Maintenance

Tidak ada cara khusus untuk maintenance fin, hanya saja sehabis digunakan dari kolam maupun laut dicuci bersih dengan air mengalir (dengan sabun bayi / sunlight juga ideal terutama untuk mouthpiece), keringkan dan simpan dengan menggunakan cara yang sama untuk merawat mask dan snorkel sebelumnya. Jangan lupa untuk memasang kembali ganjalan footpocket untuk mencegah footpocket melengkung ke dalam maupun sobek saat tertindih barang lain.

wetsuits-scuba-diving

Choosing wetsuit for Scuba Diving

4. WETSUIT

Snorkeling vs Diving type

Untuk snorkeling sebenarnya tidak dibutuhkan wetsuit, berbeda dengan scuba diving yang memerlukan wetsuit sebagai perlindungan untuk mengurangi hilangnya panas tubuh dan dari kontak dengan makhluk laut yang tidak diinginkan.

Wetsuit pribadi vs Wetsuit sewaan?

Anda pasti akan berpikir 3-4x untuk *maaf* kencing di wetsuit yang anda beli sendiri dengan harga
yang cukup mahal, berbeda dengan wetsuit sewaan

Cara memilih Wetsuit

Ada banyak merk, model dan ketebalan untuk wetsuit. Umumnya di Indonesia menggunakan wetsuit dengan ketebalan 3mm. Pilihlah wetsuit dengan ukuran yang fit dengan tubuh anda, cukup ketat namun tidak berlebihan. Umumnya wetsuit memiliki zipper di bagian punggung, dapat anda modifikasi di toko-toko tertentu di Jakarta (google: laba-laba).

Kesimpulan karakter wetsuit yang baik

Best fit dengan ukuran tubuh

Harga

Berkisar dari Rp 1 – 4 juta

Maintenance

Tidak ada cara khusus untuk maintenance wetsuit, hanya saja sehabis digunakan dari kolam maupun laut dicuci bersih dengan air mengalir (TANPA SABUN dan bahan kimia pencuci apapun), keringkan (dengan cara digantung dengan hanger yang cukup tebal) dan simpan dengan cara digantung di tempat yang kering dan jauh dari sinar matahari langsung.

Opsi tambahan adalah direndam dengan campuran air dan Detol untuk membunuh bakteri, kemudian dikeringkan seperti cara di atas.

4

WRONG GEAR!!

5

Gear maintenance: wash + dry them in a cool place.

6

Proper storage for Dive Mask

Waspada dengan petugas toko (terutama dive shop yang non dive-center) yang kadang suka sotoy / sok tau dengan penjelasan mengenai alat (seperti yang saya alami di salah satu toko di mangga dua). Sebaiknya bertanya dan meminta saran dari para expert yang anda kenal atau instruktur anda sendiri. Akan lebih aman apabila membeli peralatan / gear di dive center resmi yang memiliki shop juga, anda akan dipandu dengan petugas toko setempat untuk memilih alat yang tepat.

Jangan pernah buru-buru atau tergesa-gesa dalam membeli alat, luangkan waktu anda untuk merenung dan membandingkan segala sesuatu sebelum membeli daripada akhirnya salah dalam mengambil keputusan. Gunakan pula logika akal sehat dalam menanggapi promo dengan harga miring, terutama di pameran-pameran. Apabila anda masih ragu dan belum mendapat info yang cukup jelas mengenai suatu alat / merk / tipe / harga, take your time to do more research and buy later.

Related Post

Submit a Review

Display Name

Email

Title

Message